source: pinterest, edited by me |
Di hari ke-4 dalam Book Kaleidoscope ini ada kategori saya paling favorit, Most Favorite New Authors, rasanya kayak pencari bakat, menemukan penulis yang tulisannya bagus dan lezat dibaca, hahaha. Penulis gres di sini bukan berarti penulis yang gres menerbitkan karya, memang ada, tapi lebih ke penulis yang bukunya pertama kali saya baca, entah buku pertama atau malah buku terakhir yang diterbitkan. Saya nggak peduli apakah buku yang saya baca dari penulis yang populer dengan karya-karyanya yang best seller atau penulis amatir, gres pertama menulis, asal tulisannya enak, ia bakalan saya tandai!.
Saya pernah menulis, poin utama saya dalam membaca yaitu feel atau emosi, itu sakral banget bagi saya, harga mati. Baru sesudah itu menilai dari karakterisasi para tokohnya dan plot cerita, elemen lain hanya sekadar pendukung. Kalau sebuah buku nggak ada emosinya ya sama aja kayak zombie, nggak hidup tapi hanya eksis. Jadi, belum tentu jikalau bukunya best seller atau sudah dibaca berjuta-juta kali saya bakalan suka, tergantung bagaimana tulisannya. Ini khusus bagi saya, alasannya yaitu kriteria evaluasi pembaca beda-beda.
Berikut yaitu Top 8 Most Favorite New Authors 2018, banyak yang gres menerbitkan buku, jadi semoga saja nanti pada produktif, semoga tahu perkembangan tulisannya bagaimana :)
Saya pernah menulis, poin utama saya dalam membaca yaitu feel atau emosi, itu sakral banget bagi saya, harga mati. Baru sesudah itu menilai dari karakterisasi para tokohnya dan plot cerita, elemen lain hanya sekadar pendukung. Kalau sebuah buku nggak ada emosinya ya sama aja kayak zombie, nggak hidup tapi hanya eksis. Jadi, belum tentu jikalau bukunya best seller atau sudah dibaca berjuta-juta kali saya bakalan suka, tergantung bagaimana tulisannya. Ini khusus bagi saya, alasannya yaitu kriteria evaluasi pembaca beda-beda.
Berikut yaitu Top 8 Most Favorite New Authors 2018, banyak yang gres menerbitkan buku, jadi semoga saja nanti pada produktif, semoga tahu perkembangan tulisannya bagaimana :)
Baca juga: Book Kalidoscope
8. Nindya Chitra - Lunar EclipseSebenarnya saya nggak terlalu suka dengan Lunar Eclipse, bukan alasannya yaitu ceritanya jelek, hanya tidak sesuai dengan cangkir teh saya saja, saya nggak suka dongeng wacana perklenikan soalnya. Namun, saya akui tulisannya Nindya Chitra bagus, lezat banget buat dibaca, bahkan sebelum terbit, bukunya harus banyak digunting oleh editornya alasannya yaitu terlalu panjang. Tulisannya memang sangat detail, tapi jikalau berlebihan ujung-ujungnya terkesan berbelitbelit. Dia punya talenta untuk menulis genre horror atau misteri bahkan thriller, ia sanggup bikin saya penasaran.
7. Tarina Arkad - Tentang Kamu yang Tak Tahu Arti Menunggu
Tarina Arkad ini kasusnya kayak Nindya Chitra, tulisannya bagus dan lezat dibaca tapi sanksi ceritanya kurang sreg bagi saya, dalam artian belum sanggup bikin saya puas banget. Emosi dan karakternya sanggup sekali, gaya tulisannya nggak lebay, sangat nyaman, tidak terlalu baku dan sangat jauh dari kaku, khas bahasa anak remaja, terlebih ia cukup besar lengan berkuasa dalam teknik show.
Cukup diapresiasi jikalau Mega Shofani menciptakan tokoh utamanya dari kalangan underrated, gadis remaja dengan berat bada plus. Kilovegram penuh dengan pesan, bahwa kecantikan tidak dinilai dari fisik, bahwa bullying sanggup dihentikan. Tema yang sebanarnya cukup berat tersebut dikemas secara sederhana, khas remaja, sehingga sanggup tersampaikan dengan baik.
5. Mpur Chan - Heartbreak Formula
Jujur, saya memang agak skeptis dengan fantasi dalam negeri, hingga saya membaca Vandaria Saga dan Ther Melian, saya yakin akan banyak lagi dongeng yang menarik untuk diikuti. Mpur Chan mengambil genre dystopia dalam karya debutnya, ditulis laiknya buku terjemahan, jadi jikalau tidak melihat nama penulisnya, mungkin kita akan menduga begitu adanya. Semoga ia tetap dijalur ini, alasannya yaitu tidak banyak penulis yang mengambil genre serupa, sanggup menjadi penyegaran dalam literasi Indonesia.
Baca juga: Top 7 Most Favorite New Authors 2018
4. Yanti Yahya - Ease
Awalnya saya random membaca buku ini, ketika hingga tamat halaman, ternyata saya cukup puas. Saya suka tema yang diusung penulis, remaja hamil di luar nikah. Kisah cinta si bad girl dan good boy. Saya suka bagaimana penulis mengemas tulisannya, lezat diikuti, ada unsur remaja tapi tidak terlalu vulgar. Saya juga mengikuti karya lain penulis di wattpad, tapi yang paling bagus tetap Ease ini. Dari beberapa dongeng yang saya baca, saya sanggup menemukan ciri khasnya, terlebih dalam karakterisasi para tokohnya, selalu ada kesamaan. Saya berharapnya tulisannya berkembang, setidaknya ia sudah punya modal.
3. Kincirmainan - Enjoy The Little Things
Bisa dibilang saya tidak jatuh cinta pada pandangan pertama dengan goresan pena Kincirmainan, dulu saya pernah mengintip tulisannya di buku yang diterbitkan BIP, tapi tidak menciptakan saya melanjutkan hingga tamat. Lalu saya mencoba lagi, di buku ini, dan suka! Saya cukup menikmati tulisaannya yang cukup remaja dan dibalut dengan humor, terlebih saya sangat menyukai gosip transgender yang ia usung. Semoga di tahun ini saya sanggup membaca tulisannya yang lain.
2. Wiwi Suyanti - Forgetting Not Forgotten
Mbak Wiwi awalnya dikenal sebagai penulis wattpad hingga hasilnya tulisannya dilirik penerbit, mungkin ini kali pertama diterbitkan lewat mayor ya? Saya sering melihat namanya wara wiri, saya pun cukup ingin tau dengan bukunya yang berjudul Someday. Sampai hasilnya ingin tau saya akan tulisannya terwujud lewat buku ini. Memang tidak pribadi menjadi favorit, tapi merupakan pengenalan yang cukup baik.
Saya suka tulisannya, ia ada di ranah dewasa, ia besar lengan berkuasa di karakter, sehingga tidak sulit saya menyukai ceritanya. Karena tidak puas, saya pun menyoba membaca tulisannya di wattpad, untungnya waktu itu belum dihapus dongeng yang lengkap, wakakaka. Saya suka Foxy Lady dan 32 Days.
1. Rosemary Kesauly - Kana di Negeri Kiwi
Sebenarnya pertama kali saya membaca goresan pena Rosemary Kesauly ketika Sekolah Menengan Atas atau awal kuliah ya? Karena waktu itu belum jadi blogger buku, jadi sanggup dong kini dimasukkan? Toh bukunya tetap buku yang dulu, hanya dicetak ulang ganti cover saja, hahaha. Di tulisannya punya cita rasa terjemahan, terlebih selalu ada pesan mendalam yang ia usung, bahkan ia menyabet juara pertama lomba Teenlit kala itu, terang nggak perlu diragukan lagi tulisannya. Saya berharap ia kembali menulis, sudah usang sekali hiatus, sayang jikalau talenta menulisnya disia-siakan. Sepertinya kini ia sibuk menjadi penerjemah, semoga saja kembali produktif menulis.
Yak, itulah Top 8 Most Favorite New Authors 2018, ada yang sama? Kalau nggak ada, boleh berkomentar di bawah siapa penulis favorit kalian yang gres di tahun kemarin, siapa tahu saya juga ingin mencoba membaca bukunya.
Yak, itulah Top 8 Most Favorite New Authors 2018, ada yang sama? Kalau nggak ada, boleh berkomentar di bawah siapa penulis favorit kalian yang gres di tahun kemarin, siapa tahu saya juga ingin mencoba membaca bukunya.